Labels

Friday, May 4, 2018

Manuskrip yang Hilang: Naskah Bonang di Universitas Tertua Belanda




Tuban dulunya adalah pelabuhan besar, tempat singgah perdagangan dan pelayaran internasional. Letak yang strategis, di jalur pantai utara Pulau Jawa, menjadikannya sebagai situs penting dalam perjalanan sejarah dunia, sejak kerajaan Airlangga hingga Mataram Islam. Secara politik, ekonomi, sosial, maupun budaya, melalui bandar antar negara inilah terjadi perebutan kuasa antar wilayah, percepatan ekonomi dan status sosial, serta akulturasi budaya.

Wednesday, March 29, 2017

Helenisasi dan Kelahiran Ilmuwan Muslim


Yunani kuno adalah tempat bersejarah di mana sebuah bangsa memilki peradaban tinggi. Wilayah ini juga identik dengan filsafat,  yang dikatakan sebagai induk ilmu pengetahuan. Filsafat sebenarnya, dalam pengertian yang sederhana, sudah berkembang jauh sebelum para filosof klasik Yunani menekuni dan mengembangkannya. Al-Farabi mencatat bahwa orang-orang Kaldan (kawasan Mesopotamia) adalah pemilik purba tradisi filsafat yang diwariskan orang-orang Mesir dan ditransformasikan kepada masyarakat Yunani. Ditangan orang Yunani, tradisi mencari kearifan ini dilakukan secara intensif dengan metode sistematis serta berusaha melepaskan diri dari berbagai belenggu mitos.

Saturday, March 18, 2017

Perkembangan Rasm al- Quran


Heihoo... I’m back untuk melanjutkan perjalanan rasm-al Qur’an hingga sampai ke tangan Bapak, Ibu, tuan dan nona. Jika lupa ulasan sebelumnya, silakan bertandang ke sini dan ke sini.

Thursday, December 22, 2016

Rasm al Qur’an: Mengapa Al-Qur’an Tidak Terdistorsi? (2)





Well, kita akan lanjutkan pembahasan tentang sejarah kodifikasi al-Quran yang sebelumnya sudah diposting di sini.


Pasca kodifikasi al-Qur’an di masa khalifah Abu Bakar, shahifah para penulis wahyu dibiarkan disimpan oleh pemilik masing-masing karena Khalifah tidak ingin menghakimi otoritas al-Qur’an. Naskah-naskah ini tidak memiliki perbedaan berarti dengan yang dihimpun Zayd beserta tim, kecuali beberapa bacaan yang ditulis dengan lahjah pribadi. Namun karena ekspansi Islam ke berbagai penjuru disertai akulturasi bahasa dan budaya dengan bangsa-bangsa non Arab, pada akhirnya hal ini memicu masalah.

Monday, December 19, 2016

Mengapa Al-Qur’an Tidak Terdistorsi? (1)



Tidak ada seorang Muslim pun yang meragukan keabsahan kitab sucinya. Yup kan? Kalau dia ragu, maka cacatlah imannya. Ketika Al-Qur’an diyakini sebagai  kitab terakhir yang berfungsi sebagai pegangan hidup, konsekuensinya kita wajib yakin bahwa Allah swt pasti menjamin kemurniannya supaya rujukan hidup kita hingga akhir zaman tidak goyah dan meragukan. Betul kan?